Minggu, 05 Desember 2010

MUHARRAM DAN KEUTAMAANYA

Ahmad Syauqil Adib, S. PdI.

Hari-hari ini kita telah memasuki bulan Muharram tahun 1432 Hijriah, bertepatan dengan bulan Desember 2010. Seakan tidak terasa, waktu berjalan dengan cepat, hari berganti hari, pekan, bulan, dan tahun berlalu silih berganti seiring dengan bergantinya siang dan malam. Bagi kita, barangkali tahun baru ini tidak seberapa berkesan karena negara kita tidak menggunakan kalender Hijriah, tetapi Masehi. Dan yang akrab dalam keseharian kita adalah hitungan kalender Masehi. Tanggal lahir, pernikahan, masuk dan libur kantor dan sebagainya. Akan tetapi sebagai seorang muslim kita perlu untuk sejenak menghayati beberapa hal yang terkait dengan penanggalan Islam ini. Beberapa hal yang seyogyanya kita jadikan renungan itu adalah:


1. Syukur atas Usia yang diberikan Allah

Umur adalah salah satu nikmat yang besar yang diberikan pada kita, namun jarang kita syukuri akan hal ini, Betapa banyak orang yang kita kenal, baik teman, sahabat , keluarga, guru, atau siapa pun yang kita kenal, tahun lalu masih hidup bersama kita. Bergurau, berkomunikasi, mengajar, menasehati atau melakukan aktifitas hidup sehari-hari, namun tahun ini dia telah tiada. Dia telah wafat, menghadap Allah Suhanahu wa ta’ala dengan membawa amal shalehnya dan mempertanggungjawabkan kesalahannya.

Kalaupun kita syukuri, kadang kita salah dalam mensyukurinya. Kita syukuri tanggal lahir kita atau biasa di sebut dengan ulang tahun bukan dengan cara yang islami, seperti kebiasaan menghambur-hamburkan uang yang kurang menjadikan pahala bagi kita (traktiran, jalan-jalan, foya-foya dan sejenisnya) andaikan kita punya rizki saat itu, dan kita syukuri dengan memberikan santunan pada fakir miskin, yatim piatu dan meminta barokah do’a dari mereka agar ke depan lebih baik lagi atau dengan sodaqoh jariah ke masjid dan ke tempat-tempat pendidikan. Alangkah indahnya jika kita semua melakukan hal itu bukn!!!!!

2. Muhasabah (introspeksi diri) dan istighfar.

Ini adalah hal yang penting dilakukan setiap muslim. Karena sebuah kepastian bahwa waktu yang telah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi. Pergantian tahun bukan sekedar pergantian kalender di rumah kita, namun peringatan bagi kita apa yang sudah kita lakukan tahun lalu, dan apa yang akan kita perbuat esok.

Sudahkan kita saat ini lebih baik, sudahkah kita meneteskan air mata saat sholat karena dosa-dosa kita, sudahkah kita bangun malam, munajat dan mohon ampun pada-Nya dan sudahkah kita menjadi bermanaat untuk orang lain dan jangan-jangan kita sebaliknya.

Saat ini adalah waktu yang tepat untuk menata kembali kehidupan kita ke depan, apa yang akan kita lakukan dan apa yang ingin kita peroleh dan apa yan akan kita berikan untuk orang lain.

3. Kalender Hijriyah adalah Kalender Ibadah kita

Barangkali kita tidak memperhatikan bahwa ibadah yang kita lakukan seringkali berkait erat dengan penanggalan Hijriyah. Akan tetapi hari yang istimewa bagi kebanyakan dari kita bukan hari Jum’at, melainkan hari Minggu. Karena kalender yang kita pakai adalah Kalender Masehi. Dan sekedar mengingatkan, hari Minggu adalah hari ibadah orang-orang Nasrani. Sementara Rasulullah saw menyatakan bahwa hari jum’at adalah sayyidul ayyam (hari yang utama diantara hari yang lain). Demikian pula penetapan hari raya kita, baik Idul Adha maupun Idul Fitri pun mengacu pada hitungan kalender Hijriyah. Wukuf di Arafah yang merupakan satu rukun dalam ibadah haji, waktunya pun berpijak pada kalender hijriah. Begitu pula awal Puasa Ramadhan, puasa ayyamul Bidh ( tanggal 13,14,15 tiap bulan) dan sebagainya mengacu pada Penanggalan Hijriah. Untuk itu seyogyanya bagi setiap muslim untuk menambah perhatiannya pada Kalender Islam ini


4. Beberapa Keutamaan dan Peristiwa di Bulan Muharram

  1. Sebuah hadits Abu Qatadah Radiyyallahu Anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Sallallahu alaihi Sallam bersabda : "Aku berdo’a pada Allah bahwa puasa pada hari Asyura dapat menebus dosa tahun yang lalu." Riwayat Imam Muslim, Al-Jami'-Us-Sahih II/2602.

  2. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang puasa Asyura, maka beliau menjawab: "Ia menghapuskan dosa tahun yang lalu." (HR. Muslim (1162), Ahmad 5/296, 297).

  3. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah bulan Allah yang bernama Muharram. (HR. Muslim,1163).

  4. Juga, "Abu Hurairah Radiyallahu Anhu meriwayatkan Rasulullah Sallallahu alaihi wa Sallam bersabda : " Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa pada bulan Muharam, sedang salat yang paling utama sesudah salat fardlu adalah salat malam." HR Muslim II/2611.

  5. Dalam hadits disebutkan bahwa para sahabat berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam : "Wahai Rasulullah! sesungguhnya Asyura' itu hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani", maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tahun depan insya Allah kita akan puasa (juga) pada hari yang kesembilan." (HR. Muslim (1134) dari Ibnu Abbas).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar