Minggu, 30 Mei 2010

BERFIKIR POSITIVE



Ibnu Munib

Manusia pasti terlahir bebas, namun manusia nampaknya belum bisa hidup bebas. Manusia terikat oleh norma dan tata hidup, harapan dan cita-cita, serta pandangan dan fikiran orang lain terhadap kita. Kita harus membebaskan diri kita sendiri dari dalam. Kita harus berkembang sebagai pemikir independen. Tanpa pikiran yang independen kita tak akan bisa mengembangkan “diri” kita menjadi lebih baik. Namun meski indpenden, pikiran kita tetap harus mempertimbangkan bukan hanya satu orang, tetapi juga seluruh manusia dan hewan yang hidup berdampingan dengan kita.
Islam sangat menganjurkan dan bahkan memerintahkan kepada setiap umat manusia untuk menggunakan akal pikirannya, memaksimalkan potensi akal yang ada, karena akal merupakan pembeda antara manusia dan hewan. Allah tidak pernah “memasung” akal manusia kapanpun, Allah juga tidak mengkebiri akal manusia. Dengan akal kita bisa mengetahui mana yang baik dan yang buruk, mana yang berbahaya dan tidak.
Namun demikian problem akal pada tiap manusia berbeda dengan yang lainnya, pola kerja pikiran manusia dibagi menjadi dua berpikir positive dan berpikir negativ. Kedua pola kerja inilah yang bisa mempengaruhi sikap dan tindak tindak tanduk baik kepada sesama maupun kepada lingkungan. Iri hati, hasud dan sikap negative lainnya merupakan penjelmaan dari pola kerja pikir kita. Dengan berfikir positive pastinya akan membuat sikap, ucapan dan hati kita selaras menuju satu ketenangan dan keikhlasan dalam bertindak.
Poin-poin di bawah ini tida disusun dengan urutan hiarkis, poin-poin di bawah ini hanyalah pemandu untuk mengembangkan pikiran positif. Pikiran positif tak punya batas dan berlanjut tanpa akhir.
1. Lakukan Evaluasi Diri Secara Konstan
2. Terimalah Realitas
3. Terimalah Orang Lain Sebagaimana Adanya
4. Evaluasilah Perilaku Dalam Kerangka Situasional
5. Kembangkan Keyakinan Terhadap Diri dan Kemampuan Anda
6. Jangan Memandang Rendah Orang Lain
7. Hormati Kemampuan Orang Lain
8. Sambut dan Hargai Kritik yang Sehat
9. Jangan Suka Memfitnah
10. Hargai Fisik Anda
11. Jadilah Pendengar yang Baik
12. Ingatlah Bahwa Tiap Masalah Punya Solusi
13. Gunakan Waktu Untuk Hal-hal yang Membangun
14. Bebaskan Pikiran dari Pikiran Buruk
15. Hidup adalah Sebuah Pengalaman, Nikmati Saja
16. Selalu ada Kesempatan Kedua
17. Jujurlah dan Hargai Kejujuran
18. Belajarlah Menerima Kesalahan
19. Ekspresikan Diri
20. Jangan Biarkan Hati Menguasai Pikiran Anda
21. Terimalah Tantangan
22. Hindari Ketergantungan
23. Jangan Membuat Alasan yang Mengada-ada
24. Berbuat Baiklah Kepada Orang Lain
25. Anda Bukan Orang yang Tak Tergantikan
26. Jangan Terperangkap Pada Pujian
27. Ingatlah Bahwa Sebenarnya Kita Tak Pernah Kalah
28. Selalu Berbicara Positif
29. Jadilah Positif Tanpa Batas

Kamis, 27 Mei 2010

Resep Kecantikan Wanita


Ibnu Munib


Diantara resep perawatan kecantikan yang disyariatkan oleh Islam adalah sebagai
berikut :

1. Ta'at pada Allah 'Azza wa jalla
Dengan taat kepada Allah 'Azza wa jalla menjadikan wajah tetap sehat cantik dan berseri karena sehatnya hati dan badannya.
2. Berhias dengan pakaian yang baik dan indah disertai penataan rambut yang bagus terutama dihadapan suami.
3. Berhias dengan perhiasan dari emas dan perak atau yang lain yang tidak terlarang oleh syariat.
4. Mengkonsumsi makanan yang sehat dan lengkap kadar gizinya karena wajah menunjukan kesehatan dan kesegaran tubuh. Bila tubuh sehat, wajah akan takpak segar dan berseri, tentunya tanpa mengabaikan kesehatan rohani.
5. Minum madu secara teratur.
salah satu teknik perawatan kecantikan yang hasilnya insya Allah menakjubkan adalah minum madu secara teratur setiap pagi dan sore. Insya Allah akan mencegah segala jenis penyakit dan menambah kesegaran tubuh wajahpun menjadi cerah dan berseri-seri dan tampak awet muda.
6. Bercelak dengan Istmid.
Istmid adalah perhiasan wanita yang telah terbukti sehat dan tidak menimbulkan mudlarat bagi mata. Berikut ini ada beberapa kaidah bagaimana seharusnya seorang muslimah berhias:
- Segala sesuatu yang tidak bertentangan dengan syariat.
- Tidak menyerupai (Tasyabbuh) dengan wanita kafir.
- Tidak menyerupai laki-laki.
- Keberadaan didalam/diluar tubuh tidak tetap.
- Tidak membawa pada perbuatan merubah ciptaan Allah.
- Tidak mem buat bahaya bagi tubuh (berpakaian ketat).
- Tidak menghalangi air sampai pada kulit ketika wudlu dan mandi.
- Tidak ada unsur israf dan membuang-buang harta.
- Tidak membuang waktu ketika memakainya.
- Tidak ada perasaan sombong dan takabur ketika memakainya.
- Tidak ada unsur menyelisihi fitrah muslimah.
- Tidak membuka aurat ketika memakainya.
- Tidak membuat lalai dari melaksanakan kewajiban.
- Dipersembahkan untuk suami yang paling guna mencari pahala disisi Allah.
------------------------------------------------------
(Sumber: Salafy edisi 27/1419/1998;Hal.08)

Minggu, 23 Mei 2010

DISIPLIN DIRI


“ Tanpa disiplin diri, anda akan berhadapan dengan banyak hal yang mungkin tidak bisa anda capai. Mungkin anda bisa bergerak sebentar dengan mengandalkan semangat, kecerdasan, dan hasrat. Tetapi, cepat atau lambat anda akan berhadapan dengan sesuatu yang tidak bisa anda raih tanpa adanya disiplin ”


Ibnu Munib

Kalimat di atas merupakan kalimat yang pantas untuk kita jadikan renungan berama, bagaimana pentingnya disiplin dalam hidup ini. Pengertian kedisiplinan yaitu ketaatan terhadap tata tertib. Disiplin termasuk akhlaq yang terpuji (akhlakul karimah) karena sikap disiplin akan selalu mentaati segala bentuk peraturan, tata tertib, norma atas hukum-hukum yang berlaku.
Disiplin dalam Islam merupakan bagian dari sifat Amanah, seorang Muslim yang disiplin dengan ajaran agamanya untuk mengamalkan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya berarti telah memiliki sifat amanah.
Amanah termasuk salah satu tanda orang yang beriman, dalam kata lain bahwa seorang Muslim yang tidak memiliki sifat amanah berarti keimanan seseorang tersebut belum dikatakan sempurna, hal ini sebagaimana telah di jelaskan oleh Allah melalui kalam-Nya dalam al-quran tentang menghianati Allah dan Rosul-Nya yaitu surat Al-Anfal: 27
ياايهاالذين امنوالاتخونواالله والرسول وتخونواامنتكم وانتم تعلمون
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rosul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu menghianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui. (DEPAG, 1985:264)
Ayat di atas juga telah dipertegas oleh Nabi Muhammad SAW., dalam hadistnya, bahwa sifat hianat merupakan salah satu dari cirri orang yang munafik, sebagaimana sabda Nabi SAW:
وعن أبى هريرة رضى الله عنه: ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قل: اية المنافق ثلاث اذحدث كذب واذاوعدأخلف وادا اؤتمن خان. متفق عليه. زاد فى رواية لمسلم: وان صام وصلى وزعم انه مسلم.

Artinya: Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga: apabila berbicara dusta, apabila berjanji ingkar, dan apabila dipercaya berhianat. (HR. Bukhori). Dalam riwayat Muslim ada tambahan: meskipun ia puasa dan sembahyang dan merasa diri sebagai seorang muslim. (Hamidi, dkk. 1992:26)
Islam adalah agama yang paling disiplin, yang tidak dimiliki oleh agama lain. Ajaran Islam sangat banyak mengandung ajaran tentang kedisiplinan. Seperti dalam perintah sholat, puasa, sholat, zakat, haji dan ibadah lainnya yang mendidik kita supaya memiliki sifat disiplin.
Konsep tunduk kepada kehendak Allah dan penyesuaiannya dengan hukum alam, jika tercermin benar-benar di dalam kehidupan manusia, maka timbullah disiplin yang sehat, dan agama Islam adalah ajaran disiplin yang pertama.
Keberhasilan Rosulullah dalam melaksanakan tugas sucinya untuk membina umat Islam dalam waktu yang relatif singkat adalah karena sifat disiplin Rosulullah yang beliau tanamkan kepada para sahabatnya, sehingga para sahabat memiliki sifat disiplin yang tinggi. Dengan sikap disiplin yang dilandasi iman yang kokoh itulah yang dapat membentengi umat Islam pada masa itu. Sehingga ejekan, penganiayaan dan penindasan yang dilakukan orang kafir Quraisy tidak dapat menghalangi mereka melaksanakan ajaran agamanya. Sikap disiplin yang dimiliki Rosulullah dan para sahabatnya itulah yang menjadikan suksesnya Nabi Muhammad SAW. dalam membina umat Islam, sehingga dikagumi umat di luar Islam.
Dalam kehidupan kita sering dijumpai bahkan mungkin itu bagian dari langkah dan kebiasaan kita, disadari atupun tidak. Bekerja tidak tepat waktu, mengindahkan peraturan yang ada dengan berbagai alasannya baik untuk diri kita sendiri atau golongan, hingga memalsukan sesuatu demi tercapainya tujuan sesaat. Semua itu adalah tindakan indisipliner. Jika hal itu terjadi maka yang bisa kita rasakan adalah ketidak tenangan, was-was, khawatir dan bayangan dosa akan selalu menghampiri di setiap langkah kita. Hal lain pula, bagaimana kita bisa berharap anakdidik kita bisa disiplin, respek dengan guru, memperhatikan dan taat peraturan jika guru terlambat datang, masuk tidak tepat waktu, inkonsisteni dalam tugas dan rasanya masih banyak hal lain yang terkadang tidak kita sadari bahwa itu adalah tindakan indisipliner.
Bagaimana rasul menjadi tauladan bagi kita, sedikitpun rasul tidak pernah melakukan hal tersebut demi kepentingan sesaat terlebih untuk tujuan dunia semata. Sahabat, tabi’in, dan ulama’-ulama’ yang kita kenal hampir menjauhi dari sikap dan kebiasaan tidak disiplin. Hal ini jelas bahwa efek samping dari tindakan indisipliner akan kita rasakan dikemudian hari. Sekilas mungkin kita akan mencapai apa yang kita inginkan dengan cara seperti itu, tapi cepat atau lambat kita akan berhadapan dengan sesuatu yang tidak bisa kita raih tanpa adanya disiplin.
Sekarang jelaslah bagi kita bagaimana pentingnya disiplin dalam kerangka agama kita, disiplin adalah manah dan amanah adalah sebagian dari tanda-tanda orang yang beriman dan melanggar amanah adalah termasuk tanda bagi orang-orang munafik. Kiranya janganlah kita mementingkan kepentingan sesaat dengan tindakan indisipliner.

Jumat, 21 Mei 2010

Larangan Menampakkan Perhiasan Kepada Laki- Laki Yang Bukan Muhrimnya


Amr bin Abdul Mun'im

Wahai Ukhti Muslimah ..!

Kemusykilan kaum wanita yang terjadi pada zaman sekarang ini adalah tentang cara berhias mereka, senang berkumpul dan mengerjakan hal-hal yang tidak berguna di pusat-pusat keramaian. Semua itu merupakan perbuatan yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya.

Yang dimaksud dengan wanita yang senang memamerkan perhiasannya adalah seorang wanita yang senang menampakkan diri di hadapan lawan jenisnya dengan segala keindahan yang mengundang perhatian. Misalnya dengan pakaiannya, ucapannya, cara berjalannya maupun semua sikap yang mendatangkan laki-laki terpikat kepadanya. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman.

"Artinya : Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu". [Al-Ahzab : 33]

Mujahid mengatakan. "Wanita yang keluar rumah yang berjalan dihadapan laki-laki yang bukan muhrimnya telah bertabarruj (bersolek) dengan tabarruj jahiliyah.

Tabarruj adalah menampakkan keelokan tubuh dan kecantikan wajah berikut pesonanya. Atau seperti kata Imam Bukhari. "Tabarruj" adalah perbuatan wanita yang memamerkan segala kecantikan miliknya.

Sedangkan Qatadah berkata. "Kaum wanita memiliki kesenangan berjalanjalan dan sikap genit, dan Allah Azza wa Jalla melarang semuanya itu". [Tafsir Al-Qur'an Al-Adzim, Qatadah III/482] Untuk menjaga masyarakat dari bahaya ini, menjaga tubuh wanita dari tindak kejahatan, menjaga mereka supaya tetap punya rasa malu dan kehormatan dan demi menghindarkan jiwa kaum laki-laki agar jangan sampai tertipu serta tersungkur dalam kenistaan, maka Allah melarang wanita dari menampakkan perhiasannya, Firman Allah.

"Artinya : Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau bapak mereka, atau bapak suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-puteri suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, perempuan-perempuan (sesama Islam), hamba sahaya yang mereka miliki, pembantu laki-laki yang tidak mempunyai keinginan, anak-anak yang belum mengerti melihat aurat perempuan. Dan janganlah menghentakkan kakinya supaya diketahui perhiasanperhisannya yang tersembunyi. Dan taubatlah kamu sekalian kepada Allah hai orang-orang yang beriman supaya memperoleh keberuntungan". [An-Nur : 31]

Ingatlah wahai wanita Muslimah, akan firman Allah "Dan janganlah menampakkan perhiasannya". Perlu diketahui bahwa perhiasan itu tidak tertentu pada satu bagian anggota tubuh atau pakaian. Ayat tersebut secara tegas menunjukkan bahwa setiap anggota tubuh bisa jadi merupakan perhiasan dan sumber dari timbulnya rangsangan dan wanita yang bertaqwalah yang dapat menghargai hal itu, karena alasan takut pada siksa

dan murka Allah.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia menceritakan, Rasullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda.

"Artinya : Ada dua kelompok penghuni neraka yang belum pernah aku melihatnya, yaitu : Suatu kaum yang bersamanya cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk mencambuk orang-orang, dan wanitawanita berpakaian tetapi telanjang, genit, kepalanya seperti punuk unta yang miring, mereka tidak akan masuk surga, tidak juga mencium bau surga, sesungguhnya bau surga tercium dari jarak ini dan itu". [Hadits Riwayat Muslim]

Saudariku, perhatikanlah ancaman yang sangat menyeramkan dan juga adzab yang pedih itu bagi wanita yang merasa bangga dengan kecantikannya di hadapan laki-laki yang bukan muhrimnya. Sejenak dia tampak bahagia dan gembira, padahal di akhirat kelak, perbuatan itu merupakan salah satu faktor diharamkannya masuk surga, dan sebaliknya akan dimasukkan ke dalam neraka.

Semoga Allah senantiasa memberikan ampunan kepada Anda, Saudariku, atas kekhilafanmu memperlihatkan perhiasan di hadapan laki-laki yang bukan muhrim Anda, baik itu berupa kesengajaan tidak mengenakan hijab yang telah ditetapkan syari'at maupun dengan memakai wangi-wangian pada setiap kali keluar rumah supaya mereka mencium baunya. Sesungguhnya semua itu akan mendatangkan siksaan pada hari kiamat kelak.

Disalin dari buku 30 Larangan Bagi Wanita, oleh Amr Bin Abdul Mun'in, terbitan Pustaka Azzam -

Jakarta.

INGATLAH WAHAI PENDIDIK !!!


Ibnu Munib

Tiap manusia pasti memiliki idealisme dalam kehidupnya. Langkah hidupnya, pandangan hidupnya dan sikap hidupnya adalah cermin idealisme seseorang, terlepas apakah selaras dengan hati dan ucapannya. Persoalan yang begitu kompleks membuat idealisme kita terenggut, bahkan kita kehilangan hal itu manakala kita dihadapkan mempertahankan idealisme atau keselamatan dalam eksistensinya di sebuah komunitas. Dua pilihan yang berat kita pilih, kita mempertahankan idealisme maka kita terpetal dari komunitas kita dan mementingkan keselamatan maka kita kehilangan idealisme. Pertanyaannya sekarang adalah " kapan kita mempertahankan idealisme dan kapan kita menaruh idealisme demi keselamatan?".
Pertanyaan di atas tidak mudah untuk di jawab begitu saja tanpa melihat aspek yang ada, salah satu contoh idelisme kita dalam dunia pendidika. Profesionalisme guru mutlak di tuntut demi tercapainya tujuan pendidikan, sertifikasi adalah issue tepat sebagai contoh mempertahankan idealisme atau keselamatan. Tidak jarang demi sebuah materi dan melihat kesejahteraan sertifikasi pendidik rela melakukan berbagai kecurangan baik secara individu bahkan secara terorganisir, mulai dari pemalsuan SK, Sertifikat, bahkan memanipulasi data yang ada. Idealisme guru di sini di uji, mampukah pendidik sebagai teladan siswanya mempertahankan idealisme sebagai seorang pendidik ataukah demi keselamatan dalam komunitas akhirnya pendidik melepaskan idelisme tersebut.
Dalam kehidupan religius, hampir seluruh agama mengakui bahwa manipulasi, pemalsuan dan tindakan yang tidak sama dengan kenyataannya adalah nista. Pembohongan ini jika dilakukan bukan hanya merugikan dirinya sendiri tapi lembaga, negara dan siswapun terkena imbasnya. Secara individu dia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya itu di hadapan Allah kelak, secara lembaga yang bersangkutan secara tidak sadar telah mencoreng nama baik lembaga, secara negara bahwa yang bersangkuan telah mencederai amanat undang-undang pendidikan dalam hal provesionalisme bahakan bagaimana status tunjangan yang telah didapat dari hal tersebut (na'udzubillah indzaalik), bagaimana yang bersangkutan dengan siswa, guru selalu mengajarkan dan menjunjung tinggi kejujuran namun jikai hal ini terjadi dimanakah pertangungjawaban kita akan hal tersebut.
Kompleksnya persoalan tersebut menuntut kita agar kuat dan tetap berada di jalan-NYA, guru adalah profesi mulia di mata negara dan agama yang memiliki posisi yang menentukan arah anak manusia ke depan. Haruskah kita korbankan pertangungjawaban kita kelak kepada-NYA demi sebuah materi semata dengan berbagai alasannya. Nabi kita telah mengingatkan kita tentang bahayanya materi, bahaya dunia dan bahaya makanan yang didapat dari hal tersebut.
Wahai pendidik janganlah kau korbankan anak didik kita dengan kedholiman seperti itu, sullitnya ilmu di mengerti siswa adalah salah satunya di tentukan oleh kualitas guru secara rohaniah.

Kamis, 20 Mei 2010

NASEHAT BAGI MUSLIMAH


Ibnu Munib

Cara Memanfaatkan Waktu

Bila waktu tidak digunakan dengan baik maka akan terbuang untuk perkara yang sia-sia. Semua orang merasakan hal itu. Maka jika seseorang tidak mengisi waktunya dengan kebaikan, ia akan menghabiskan waktunya untuk kejelekan. Orang yang tidak mengambil faedah dari waktu mereka, menyia-nyiakannya untuk perkara yang merugikan, maka waktunya itu akan menjadi padang rumput bagi syetan-syetan yang senantiasa membolak-balikkannya dalam kesesatan. Na'udzubillah.

Orang-orang yang sadar akan cepatnya waktu berlalu, mereka adalah orang-orang yang mendapatkan taufik dari Allah sehingga waktu mereka benar-benar bermanfaat. Dari Abdullah Ibnu Mas'ud RA bahwasanya dia berkata: "Tidaklah aku menyesali sesuatu, seperti penyesalanku atas suatu hari yang berlalu dengan terbenamnya matahari, semakin berkurang umurku tetapi tidak bertambah amalanku."

Maka perlu Anda ketahui beberapa hal wahai ukhti muslimah tentang bagaimana

memanfaatkan waktumu:

1. Membaca bacaan yang bermanfaat

Wahai ukhti muslimah, hendaklah engkau memperbanyak membaca Al-Qur'anul Karim dan menghafal serta mendengarkannya. Rasul SAWbersabda:

"Orang yang membaca Al-Qur'an sedang dia terbata-bata dalam membacanya serta kesulitan dalam membacanya maka dia mendapatkan dua pahala, sedangkan orang yang membaca dengan mahir maka dia bersama para penulis kitab (malaikat) yang mulia lagi berbakti." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

2. Berdzikir kepada Allah

Ini adalah amalan yang mudah, setiap orang mampu melakukannya, baik orang kaya maupun miskin, orang yang berilmu maupun jahil, orang merdeka atau budak, laki-laki maupun wanita, besar ataupun kecil.

Wahai ukhti muslimah, hendaknya engkau berdzikir kepada Allah dalam setiap keadaan, dan jadikanlah berdzikir sebagai amalan yang mengisi hari-harimu, lebih-lebih lagi hal itu merupakan amalan yang amat mudah engkau lakukan.

Rasulullah SAW telah mengabarkan perbedaan antara orang yang berdzikir kepada Allah dengan orang yang tidak berdzikir, seperti perbedaan antara orang yang hidup dan orang yang mati. Sabda Rasul SAW :

"Barangsiapa yang bangun di malam hari kemudian mengucapkan: Laa ilaha illallahu wah dahu laa syarikalahu lahul mulku walahul hamdu biyadihil khair yuhyii wayumiitu wahuwa 'ala kulli syaiin qadiir. SubhaanAllahi Walhamdulillaahi walaa ilaha illallahu waAllaahu akbar walaa haula wala quwwata illaa billaahi. kemudian dia berdo'a : Allaahummagfirli. (Ya Allah ampunilah aku) niscaya akan diterima do' anya. Dan jika dia berwudhu (untuk shalat) niscaya diterima shalatnya". (HR. Al-Bukhari).

3. Mendidik anak-anak

Wahai ukhti muslimah, mendidik anak-anak merupakan tanggung jawab yang agung, tugas itu merupakan tanggung jawab yang besar bagimu. Karena laki-laki lebih banyak kesibukannya daripada wanita dan lebih sedikit tinggal di rumah. Adapun seorang ibu lebih dekat kepada anakanaknya dan lebih banyak di rumah.

4. Memerintahkan kepada yang ma'ruf dan melarang dari yang mungkar

Dari Abu Said Al-Khudri RA dia berkata:

"Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Barang-siapa di antara kalian melihat kemungkaran hendaklah dia mengubah dengan tangannya, jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisan (nasihat). Dan jika tidak mampu maka hendaklah meng-ubahnya dengan hati (tidak senang dengan kemungkaran itu) dan itulah selemah-lemah iman'." (HR. Muslim).

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan wanita muslimah dalam menjaga waktunya:

1. Hendaklah dia senantiasa merasa diawasi Allah Ta'ala dan takut kepadaNya.

Seorang wanita muslimah yang merasa diawasi oleh Allah SWT, takut kepadaNya dan merasa takut akan hukumanNya serta mengharapkan pengampunanNya tidak mungkin menyianyiakan waktunya tanpa faedah, bahkan dia lebih semangat untuk mengoreksi dirinya setiap saat.

2. Wanita muslimah hendaklah mengetahui waktu dan tempat yang mempunyai keutamaan.

Wanita muslimah perlu mengambil faedah, dengan mengetahui waktu-waktu dan tempattempat yang mempunyai keutamaan. Misalnya, kapan dilipatganda-kannya pahala setiap amalan. Di antaranya adalah sepertiga akhir malam. Ia merupakan waktu yang utama dan waktu dikabulkannya do'a.

3. Wanita muslimah hendaknya mengetahui kewajiban-kewajibannya.

Di antaranya kewajiban kepada Rabb-nya, kewajiban kepada orang tuanya, kewajiban kepada suaminya, kewajiban terhadap anaknya, kewajiban terhadap kaum kerabatnya, kewajiban terhadap tetangga, kewajiban terhadap saudara dan temannya, dan kewajiban terhadap masyarakatnya. Wanita muslimah harus mendirikan shalat lima waktu tepat pada waktunya. Tidak melalaikan waktu-waktu shalat tersebut karena disibukkan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, atau tugas sebagai ibu dan istri. Sebab shalat merupakan tiang agama, siapa yang menegakkannya berarti dia menegakkan agama, dan siapa yang meninggalkan-nya berarti dia telah merobohkan agama.

Shalat merupakan amal yang paling utama. Diriwayatkan Abdullah bin Mas'ud RA dia berkata:

"Aku bertanya kepada Rasulullah SAW apakah amal yang paling utama?" Beliau menjawab, "Shalat tepat pada waktunya." Aku bertanya, kemudian apa lagi? Beliau menjawab, " Berbakti kepada orang tua." Aku bertanya, kemudian apa lagi? Beliau menjawab, "Jihad di jalan Allah." (Muttafaq Alaih).

Wanita muslimah yang taat tidak merasa cukup hanya melaksanakan shalat wajib lima waktu, tetapi juga melaksanakan shalat-shalat sunnah rawatib dan nawafil (sunnah secara mutlak), sesuai dengan kesempatan dan kesanggupannya, seperti shalat dhuha dan shalat tahajud. Sebab shalat-shalat sunah ini dapat mendekatkan hamba kepada Rabb -nya, mendatangkan kecintaan Allah dan ridhaNya, menjadikannya termasuk orang-orang yang shalih, taat dan beruntung.

Sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadist qudsy Allah berfirman:

"Hambaku senantiasa mendekatkan diri kepadaKu dengan melaksanakan shalat-shalat nafilah hingga Aku mencintainya. Jika Aku sudah mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya, dengannya dia mendengar, Aku menjadi penglihatannya, dengannya dia melihat, Aku menjadi tangannya, dengannya dia bertindak, Aku menjadi kakinya, dengannya dia berjalan. Jika dia memohon kepadaKu maka Aku benar-benar akan memberinya dan Jika dia meminta perlindungan kepadaKu maka Aku benar-benar akan melindunginya". (HR.Al-Bukhari).

Dan hal-hal lain yang merupakan kewajiban seorang wanita muslimah, dan jangan lupa memohon taufik kepada Allah untuk merealisasikan semua itu!

4. Hendaklah seorang wanita muslimah memilih majlis yang baik.

Seorang manusia sesuai tabiatnya tidak mungkin hidup sendiri bahkan dia harus mempunyai teman duduk, dan yang paling ideal adalah teman duduk yang mempunyai akhlak yang mulia. Sebagaimana sabda Nabi SAW :

"Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik dengan teman yang buruk adalah seperti pembawa minyak wangi dengan seorang pandai besi". (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Maraji:

Kaifa Taqdhi Al-Maratul Muslimah Waqtaha: Sulaiman Ibnu Muhammad, Risalah Ila Kulli

Muslim: Abdullah Ibnu Jarullah Ibrahim Al-Jarullah, Syakhshiyah Al-Mar'ah Al-Muslimah: Dr.

Muhammad Ali Al-Hasyimy dan Hadits Arba'in An-Nawawi. (Ummu Abdillah)

Rabu, 19 Mei 2010

TIADA MANUSIA YANG SEMPURNA

Oleh. Ibnu Munib

Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan makhluk hidup dengan berpasang-pasangan. Allah jua yang menciptakan rasa saling tertarik kepada lawan jenis dan saling membutuhkan sehingga dengan itu dapat saling mengasihi dan mencintai untuk mendapatkan ketenangan dan kecintaan disamping melahirkan keturunan dalam kehidupannya. Untuk itulah Islam memerintahkan umatnya untuk melangsungkan pernikahan apabila telah memenuhi syarat yang telah ditetapkan.
Bila berbicara masalah pernikahan maka tidak terlepas dari individu-individu yang akan melaksanakannya. Sebagai manusia yang normal, adalah hal yang wajar jika mempunyai kriteria yang ideal terhadap calon pasangan hidup yang diinginkan. Misalnya bagi laki-laki yang normal akan menginginkan calon istri wanita yang berparas ayu lagi cantik, dari keluarga kaya, berotak pintar, keturunan orang baik-baik, berakhlak mulia, pandai berbaul, serta bisa membantu mencari nafkah, dan sebagainya. Begitu juga wanita ingin punya suami yang ganteng, kaya, sabar, pinter, bertanggung jawab, setia, berakhlak
memikat, dan sebagainya. Akibat kriteria yang terlalu tinggi ini, tidak sedikit laki-laki atau perempuan yang lebih senang membujang, karena kesulitan untuk mencari pasangan
hidup yang diinginkan. Orang-orang yang dikenalnya tidak sesuai dengan keinginan dan dambaannya, mereka lebih baik menunda nikah daripada melaksanakan sunnah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam.
Sering kita lupa … bahwa tidak ada seorang pun yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan sempurna, sekalipun Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, akan tetapi beliau ma’sum karena terpelihara dari segala kesalahan (dapat teguran langsung dari Allah jika melakukan kesalahan). Sedangkan manusia pada umumnya adalah makhluk yang mempunyai banyak kelemahan, di antaranya yang telah Allah Subhanahu wa Ta'ala sebut dalam Al Qur’an :
“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia dijadikan
bersifat lemah.” (QS. An Nisa’ : 28)
Manusia diciptakan Allah suka keluh kesah. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala : “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.” (QS. Al Ma’aarij : 19).
“Yaitu orang-orang yang kikir dan menyuruh orang lain berbuat kikir dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka … .” (QS. An Nisa’ : 37)
Allah Subhanahu wa Ta'ala yang menciptakan manusia dengan aneka ragam bentuk anggota badan, berbagai bentuk paras wajah, dan berbagai kepribadian yang kesemuanya ini tidak ada yang sama, sekalipun dua anak kembar dari satu sel, Subhanallah. Ada yang berparas ayu, manis, bahkan sangat cantik. Juga ada yang berwajah sedang, tidak ayu, bahkan jelek. Ada pula lelaki yang bertubuh besar tinggi, kekar, atau gadis yang anggun dan tinggi semampai. Ada yang anggota tubuhnya sempurna juga ada yang kurang bahkan tidak sempurna. Ada yang berkulit putih, kuning langsat, sawo matang, merah, bahkan hitam pekat. Semua ciptaan Allah dan Allah juga yang telah menyediakan pasangannya.


Memang ada manusia yang mencakup 4 kriteria yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam sebagai kelebihan dalam dirinya. Cantik/tampan, dari keluarga yang mampu dan kaya, keturunan orang baikbaik, dan baik Dien-nya (agamanya). Jika kita diberi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala pasangan yang seperti ini maka seharusnyalah kita banyak bersyukur kepada-Nya karena sangatlah jarang kita dapati di masa sekarang ini. Walaupun demikian tetap tidak akan terlepas daripada kekurangan yang ada pada sisi lain.
Dengan sifat kebijakan Allah Ta’ala dan keadilan-Nya, Dia tuntunkan pada hamba-Nya dalam mencari pasangan hidup. Ditekankan pada hal Dien-nya (agamanya). Seseorang tidaklah selalu memiliki paras cantik, tidak semua dilahirkan dari keturunan yang baik, dan tidaklah banyak yang dari keluarga kaya. Akan tetapi untuk menjadi orang yang baik agamanya, semua orang dapat memilikinya bagaimanapun keadaannya, tak terkecuali. Dimuliakannya seseorang dalam hal agamanya, karena faktor keimanan dalam hatinya. Kesimpulannya tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Apakah tidak ada makhluk Allah yang sempurna? Jawabnya, ada. Makhluk Allah Subhanahu wa Ta'ala yang sempurna adalah yang ada di Surga, yaitu para bidadari dan wildan. Mereka diciptakan Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai pasangan untuk manusia di Surga. Bidadari tersebut berparas sangat cantik, montok-montok, selalu harum baunya, dan selalu dalam keadaan gadis. Tidak ada kekurangan padanya. Gambaran bidadari di Surga banyak kita dapati dalam Al Qur’an. Di antaranya :
“Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.” (QS. Ath Thuur : 20)
“Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli. Laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS. Al Waqi’ah : 22-23)
“Di dalam Surga-Surga itu ada bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik.”
(QS. Ar Rahman : 70)
Mereka disiapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk para hamba-hamba- Nya yang beriman, yang selalu mengekang hawa nafsunya di dunia ini, dan menjalankan perintah-Nya. Wallahu A’lam Bis Shawab.

Kriteria Memilih Pasangan Hidup Menurut Islam
Setelah kita mengetahui tentang tujuan menikah maka Islam juga mengajarkan kepada umatnya untuk berhati-hati dalam memilih pasangan hidup karena hidup berumah tangga tidak hanya untuk satu atau dua tahun saja, akan tetapi diniatkan untuk selama-lamanya sampai akhir hayat kita.
Muslim atau Muslimah dalam memilih calon istri atau suami tidaklah mudah tetapi membutuhkan waktu. Karena kriteria memilih harus sesuai dengan syariat Islam. Orang yang hendak menikah, hendaklah memilih pendamping hidupnya dengan cermat, hal ini dikarenakan apabila seorang Muslim atau Muslimah sudah menjatuhkan pilihan kepada pasangannya yang berarti akan menjadi bagian dalam hidupnya. Wanita yang akan menjadi istri atau ratu dalam rumah tangga dan menjadi ibu atau pendidik bagi anak-anaknya demikian pula pria menjadi suami atau pemimpin rumah tangganya dan bertanggung jawab dalam menghidupi (memberi nafkah) bagi anak istrinya. Maka dari itu, janganlah sampai menyesal terhadap pasangan hidup pilihan kita setelah berumah tangga kelak.

B. Kriteria Memilih Calon Suami
1. Islam.
Ini adalah kriteria yang sangat penting bagi seorang Muslimah dalam memilih calon suami sebab dengan Islamlah satu-satunya jalan yang menjadikan kita selamat dunia dan akhirat kelak. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
“ … dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan
wanita-wanita Mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak
yang Mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu.
Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke Surga dan
ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
(perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil
pelajaran.” (QS. Al Baqarah : 221)

2. Berilmu dan Baik Akhlaknya.
Masa depan kehidupan suami-istri erat kaitannya dengan memilih suami, maka Islam memberi anjuran agar memilih akhlak yang baik, shalih, dan taat beragama. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
“Apabila kamu sekalian didatangi oleh seseorang yang Dien dan akhlaknya kamu ridhai maka kawinkanlah ia. Jika kamu sekalian tidak melaksanakannya maka akan terjadi fitnah di muka bumi ini dan tersebarlah kerusakan.” (HR. At Tirmidzi)
Islam memiliki pertimbangan dan ukuran tersendiri dengan meletakkannya pada dasar takwa dan akhlak serta tidak menjadikan kemiskinan sebagai celaan dan tidak menjadikan kekayaan sebagai pujian. Sebagaimana firman Allah Ta’ala :
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orangorang yang layak (nikah) dan hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nur : 32)
Laki-laki yang memilki keistimewaan adalah laki-laki yang mempunyai ketakwaan dan keshalihan akhlak. Dia mengetahui hukum-hukum Allah tentang bagaimana memperlakukan istri, berbuat baik kepadanya, dan menjaga kehormatan dirinya serta agamanya, sehingga dengan demikian ia akan dapat menjalankan kewajibannya secara sempurna di dalam membina keluarga dan menjalankan kewajiban-kewajibannya sebagai suami, mendidik anak-anak, menegakkan kemuliaan, dan menjamin kebutuhan-kebutuhan rumah tangga dengan tenaga dan nafkah. Jika dia merasa ada kekurangan pada diri si istri yang dia tidak sukai, maka dia segera mengingat sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yaitu :
Dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam : “Jangan membenci seorang Mukmin (lakilaki) pada Mukminat (perempuan) jika ia tidak suka suatu kelakuannya pasti ada juga kelakuan lainnya yang ia sukai.” (HR. Muslim)
Sehubungan dengan memilih calon suami untuk anak perempuan berdasarkan ketakwaannya, Al Hasan bin Ali rahimahullah pernah berkata pada seorang laki-laki :
“Kawinkanlah puterimu dengan laki-laki yang bertakwa sebab jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika tidak menyukainya maka dia tidak akan mendzaliminya.”
Untuk dapat mengetahui agama dan akhlak calon suami, salah satunya mengamati kehidupan si calon suami sehari-hari dengan cara bertanya kepada orang-orang dekatnya, misalnya tetangga, sahabat, atau saudara dekatnya. Demikianlah ajaran Islam dalam memilih calon pasangan hidup. Betapa sempurnanya Islam dalam menuntun umat disetiap langkah amalannya dengan tuntunan yang baik agar selamat dalam kehidupan dunia dan akhiratnya.

Selasa, 18 Mei 2010

YANG LALU BIAR BERLALU

Ibnu Munib

Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan didalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu, sama artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi.
Bagi orang yang berpikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam 'ruang' penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam 'penjara' pengacuhan selamanya. Atau, diletakkan di dalam ruang gelap yang tak tertembus cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali, karena ia memang sudah tidak ada.
Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau di bawah payung gelap masa silam. Selamatkan diri Anda dari bayangan masa lalu! Apakah Anda ingin mengembalikan air sungai ke hulu, matahari ke tempatnya terbit, seorok bayi ke perut ibunya, air susu ke payudara sang ibu, dan air mata ke dalam kelopak mata? Ingatlah, keterikatan Anda dengan masa lalu, keresahan Anda atas apa yang telah terjadi padanya, keterbakaran emosi jiwa Anda oleh api panasnya, dan kedekatan jiwa Anda pada pintunya, adalah kondisi yang sangat naif, ironis, memprihatinkan, dan sekaligus menakutkan.
Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Dalam al-Qur'an, setiap kali usai menerangkan kondisi suatu kaum dan apa saja yang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan, "Itu adalah umat yang lalu." Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda sejarah.
Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu. Syahdan, nenek moyang kita dahulu selalu mengingatkan orang yang meratapi masa lalunya demikian: "Janganlah engkau mengeluarkan mayat-mayat itu dari kuburnya." Dan konon, kata orang yang mengerti bahasa binatang, sekawanan binatang sering bertanya kepada seekor keledai begini, "Mengapa engkau tidak menarik gerobak?" "Aku benci khayalan," jawab keledai. Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu, sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puing-puing yang telah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya mereka tidak akan pernah mampu. Sebab, yang demikian itu sudah mustahil pada asalnya.
Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melibat dan sedikitpun menoleh ke belakang. Pasalnya, angin akan selalu berhembus ke depan, air akan mengalir ke depan, setiap kafilah akan berjalan ke depan, dan segala sesuatu bergerak maju ke depan. Maka itu, janganlah pernah melawan sunah kehidupan!

Senin, 17 Mei 2010

SALAM PERUBAHAN!!!



Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salam Perubahan !!!

Selamat datang di komunitas berani berubah untuk yang lebih baik, semoga dengan adanya blog ini bisa komunikasi aktif dalam banyak hal. Perubahan mutlak ada karna manusia tiap saat dinamis, stagnan berarti mati.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh