Jumat, 21 Mei 2010

INGATLAH WAHAI PENDIDIK !!!


Ibnu Munib

Tiap manusia pasti memiliki idealisme dalam kehidupnya. Langkah hidupnya, pandangan hidupnya dan sikap hidupnya adalah cermin idealisme seseorang, terlepas apakah selaras dengan hati dan ucapannya. Persoalan yang begitu kompleks membuat idealisme kita terenggut, bahkan kita kehilangan hal itu manakala kita dihadapkan mempertahankan idealisme atau keselamatan dalam eksistensinya di sebuah komunitas. Dua pilihan yang berat kita pilih, kita mempertahankan idealisme maka kita terpetal dari komunitas kita dan mementingkan keselamatan maka kita kehilangan idealisme. Pertanyaannya sekarang adalah " kapan kita mempertahankan idealisme dan kapan kita menaruh idealisme demi keselamatan?".
Pertanyaan di atas tidak mudah untuk di jawab begitu saja tanpa melihat aspek yang ada, salah satu contoh idelisme kita dalam dunia pendidika. Profesionalisme guru mutlak di tuntut demi tercapainya tujuan pendidikan, sertifikasi adalah issue tepat sebagai contoh mempertahankan idealisme atau keselamatan. Tidak jarang demi sebuah materi dan melihat kesejahteraan sertifikasi pendidik rela melakukan berbagai kecurangan baik secara individu bahkan secara terorganisir, mulai dari pemalsuan SK, Sertifikat, bahkan memanipulasi data yang ada. Idealisme guru di sini di uji, mampukah pendidik sebagai teladan siswanya mempertahankan idealisme sebagai seorang pendidik ataukah demi keselamatan dalam komunitas akhirnya pendidik melepaskan idelisme tersebut.
Dalam kehidupan religius, hampir seluruh agama mengakui bahwa manipulasi, pemalsuan dan tindakan yang tidak sama dengan kenyataannya adalah nista. Pembohongan ini jika dilakukan bukan hanya merugikan dirinya sendiri tapi lembaga, negara dan siswapun terkena imbasnya. Secara individu dia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya itu di hadapan Allah kelak, secara lembaga yang bersangkutan secara tidak sadar telah mencoreng nama baik lembaga, secara negara bahwa yang bersangkuan telah mencederai amanat undang-undang pendidikan dalam hal provesionalisme bahakan bagaimana status tunjangan yang telah didapat dari hal tersebut (na'udzubillah indzaalik), bagaimana yang bersangkutan dengan siswa, guru selalu mengajarkan dan menjunjung tinggi kejujuran namun jikai hal ini terjadi dimanakah pertangungjawaban kita akan hal tersebut.
Kompleksnya persoalan tersebut menuntut kita agar kuat dan tetap berada di jalan-NYA, guru adalah profesi mulia di mata negara dan agama yang memiliki posisi yang menentukan arah anak manusia ke depan. Haruskah kita korbankan pertangungjawaban kita kelak kepada-NYA demi sebuah materi semata dengan berbagai alasannya. Nabi kita telah mengingatkan kita tentang bahayanya materi, bahaya dunia dan bahaya makanan yang didapat dari hal tersebut.
Wahai pendidik janganlah kau korbankan anak didik kita dengan kedholiman seperti itu, sullitnya ilmu di mengerti siswa adalah salah satunya di tentukan oleh kualitas guru secara rohaniah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar